meuria.net -YOGYA - Dua pilot T-50 Golden Eagle yang tewas dalam kecelakaan pesawat supersonik milik TNI AU itu di Yogyakarta hari ini merupakan Komandan Skadron Udara Tempur 15 yang bermarkas di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Salah satunya adalah Letkol Penerbang Marda Sarjono.
Marda menjabat sebagai Danskadron Udara 15 sejak 23 Oktober 2014. Ini adalah skadron yang khusus mengoperasikan pesawat tempur ringan T-50 Golden Eagle hasil pengembangan industri penerbangan Korea Selatan bersama perusahaan penerbangan AS Lochkeed Martin.
Berdasarkan keterangan dari situs resmi TNI di tni.mil.id, Letkol Penerbang Marda Sarjono merupakan salah satu dari enam penerbang TNI AU yang dikirim ke Korea Selatan untuk secara khusus mempelajari teknis pengoperasian T-50.
“Dua pilot kami meninggal dunia,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, membawa kabar duka.
Dia juga yang membawa jet tempur itu dari Korea Selatan ke Indonesia untuk memperkuat armada udara TNI.
Marda merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1997. Sebelum menjadi Komandan Skadron Udara 15, ia menjabat Kepala Standardisasi dan Evaluasi (Kastandeval) Wing 3 Lanud Iswahjudi.
Selain Marda, satu pilot lainnya yang tewas ketika T-50 yang mereka awak terjun bebas dari langit ialah Kapten Penerbang Dwi Cahyadi. Pesawat itu sesungguhnya sedang melakukan atraksi dalam Yogya Airshow yang digelar pada pagi, Minggu (20/12).
Ini bukan kali pertama pilot-pilot TNI AU jatuh karena kecelakaan pesawat. Pukul 14.00 siang kemarin, Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna akan menggelar konferensi pers resmi terkait kecelakaan T-50 di Yogya itu.
Baru Dibeli Tiga Tahun Lalu
TNI Angkatan Udara menyatakan jet tempur ringan Golden Eagle T-50i yang jatuh di Yogyakarta pagi kemarin adalah pesawat yang baru dibeli tahun 2013 atau sekitar tiga tahun lalu.
Golden Eagle T-50 adalah pesawat latih tempur buatan Korea Selatan, yakni Korea Aerospace Industries, hasil pengembangan bersama perusahaan Amerika Serikat Lookheed Martin. Pesawat ini hadir di Indonesia menggantikan Hawk MK-53.
“Pesawatnya relatif baru, buatan Korea yang datang ke Indonesia 2012-2013,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto dalam konferensi pers di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (20/12).
CNN Indonesia
0 Response to "Dua Pilot Tewas, Jatuh saat Atraksi! Jet TNI Terjun Bebas"
Post a Comment